Lintasmerahputih.com (Lampung Selatan) – Dugaan Kasak – Kusuk Anggaran Pendapat Belanjak Daerah (APBD) milik Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan tahun 2021, berdampak buruk pada hasil Proyek Pembangunan atau Rehabilitasi yang dikerjakan. Salah satu contohnya ialah pekerjaan Rehabilitasi Rumah Dinas di Puskesmas Hajimena, yang menelan anggaran mencapai Rp.197. 616.352.23,-.
Dari keterangan narasumber dan disertai investigasi yang sudah dilakukan oleh awak media ini mengungkapkan jika pekerjaan Rehabilitasi Rumah Dinas yang dilaksanan oleh pihak rekanan jauh dari kata bagus.
Sumber mengungkapkan jika hasil yang buruk dari pekerjaan yang dilakukan tersebut salah satunya diakibatkan oleh kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak Diskes setempat.
Selain itu sumber juga mengungkapan, adanya kasak – kusuk anggaran yang dilakukan oleh oknum di Diskes setempat, Sehingganya total anggaran yang dihabiskan pada pekerjaan rehab tersebut tidak sesuai dengan pagu anggaran yang ada.
Dari hasil investigasi di lapangan, nampak terlihat jika Man Power mengabaikan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
“Dari hal kecil itu saja sudah gak sesuai apa lagi yang lainya,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya.
Selain itu, pada pekerjaan tersebut juga ada monopoli bahan baku bangunan, Seperti adanya pengoplosan semen dengan kapur atau limbah kalsium, pada penghalusan atau pengacian tembok. Hal itu tentu mengurangi kualitas yang diharapkan.
Ditambah lagi, Sistem pekerjaan tersebut tidak menggunakan struktur aturan pekerjaan, seperti kuranganya dukungan alat kerja yang mengakibatkan hasil pekerjaan tidak baik, seperti alat penghalus dan elepasi bangunan.
Sehingganya nampak terlihat juga tembok dari rehab tersebut tidak merata alias bergelombang.
“Seharusnya plesteran yang lama itu dikupas semua lalu diplester baru kembali agar pekerjaan rehab itu rata dan kokoh, serta terlihat baik,” ucapnya.
Dari hasil investigasi juga ditemukan jika upah Man Power yang mengerjakan rehab tersebut tidak sesuai, dari pengakuan narasumber hanya sebesar Rp. 60 ribu untuk kenek Man Power, Rp 80 ribu untuk Man Power perharinya.
Demi meraup keuntungan yang besar oknum – oknum yang ada di dalam pekerjaan tersebut melalaikan hasil yang baik, secara kasat mata terindikasi bawah rehabilitasi tersebut hanya menelan anggaran kurang lebih Rp. 61.750.000,00,-.
Masih banyak lagi proyek – proyek milik Diskes setempat yang akan dikupas dalam pemberitaan secara terperinci pada episode selanjutnya.
(Tim)